Melihat realita bahwa Sumsel belum maksimal dalam memnafaatkan kehadiran jalan tol, Syahrial Oesman, mantan Gubernur Sumatera Seletan periode 2003-2008, menghidupkan kembali konsep “Belajasumba”, atau Belanja ke Sumsel Bae.
Dalam begesah bertajuk “Pengaruh Jalan Tol Palembang-Lampung pada Peningkatan Pariwisata Sumsel” di Palembang Golf View Resto, Sabtu (12/9), Syahrial Oesman memaparkan kembali apa itu Belajasumba dan kaitannya dengan jalan tol dan pariwisata.
Menurut Syahrial Oesman, Sumsel ketinggalan jauh dari Lampung dalam pemanfaatan kehadiran jalan tol yang sudah rampung dibangun tahun 2019. Sementara provinsi Lampung membangun pintu-pintu tol di setiap kabupaten, bahkan kecamatan, untuk memperlancar arus mobilisasi barang dan orang, Sumsel hanya memiliki 4 pintu tol.
Seperti diketahui, di sepanjang ruas jalan tol yang melewati provinsi Lampung terdapat 11 pintu tol, sedangkan jumlah pintu tol yang berlokasi di provinsi Sumatera Selatan hanya ada 4, yaitu di Kayu Agung, Keramasan Ogan Ilir, Muara Batun dan di Jakabaring.
Untuk itulah Syahrial Oesman mengajak para stakeholder Sumsel, terutama para pelaku usaha pariswisata dan sektor-sektor yang terkait untuk merevitalisasi konsep pembangunan pariwisata di Sumsel dengan memaksimalkan hadirnya jalan tol di wilayah Sumatera Selatan.
“Sebenarnya ide Belajasumba ini sudah muncul sejak 2005, namun saat itu, saat saya menjabat sebagai Gubernur, belum terealisasi. Tetapi ide ini masih tetap dan sangat relevan untuk dieksplorasi lagi, terutama ditunjang oleh kehadiran jalan tol yang membelah wilayah Sumsel”, urai Syahrial Oesman.
Syahrial Oesman menyatakan, posisi Sumsel yang strategis tepat di tengah-tengah Sumbagsel (Lampung, Bengkulu, Babel dan Jambi) harus menjadi magnet untuk menarik sumber-sumber ekonomi dan keuangan dari wilayah ini. Untuk itu, konsep Belajasumba (belanja di Sumsel bae) ini tepat untuk dieksekusi.
Hadir dalam acara begesah tersebut para pelaku usaha sektor pariwisata dan sektor-sektor terkait, diantaranya ASITA, HPI, AMA Indonesia, Asperapi, ASPENKUP, IMA dan yang lainnya, yang totalnya ada 110 undangan.
Ketua AMA Indonesia, Wawi Susanto Hasan Basri, ketika diminta tanggapannya oleh InfoSriwijaya.com terkait diskusi ini mengatakan, sebaiknya sebelum membicarakan bagaimana memaksimalkan manfaat kahadiran jalan tol terhadap peningkatan ekonomi dan pariwisata di Sumsel, Sumsel harus terlebih dahulu membenahi kondisi di dalam, sebelum mengundang orang luar masuk.
“Kita meski benahi dulu apa yang ada di Sumsel yang hendak kita jual ini. Kita siapkan fasilitas dan obyek-obyeknya dengan baik, kita buat paket wisata yang terintegrasi yang melibatkan pengelola destinasi wisata, hotel dan transportasi sehingga wisatawan yang datang bisa menikmati wisata Sumsel dengan mudah dan murah”, jelas Wawi.
Wawi menambahkan, jangan sampai mereka yang datang ke Sumsel kecewa karena apa yang mereka bayangkan sebelum berkunjung dan yang mereka lihat setelah datang ke Sumsel berbeda, karena “jualan Sumsel” tidak terkelola dengan baik. (IS/Dms)
Dibaca 172 x
Komentar post