Ketua Masyarakat Miskin Kota (MMK) Sumsel, Arifin Kalender menuntut pihak terkait berani menyetop sementara operasional angkutan batubara yang melewati sepanjang alur Sungai Musi.
Hal itu ia lakukan menyusul terjadinya insiden tertabraknya jembatan Ampera oleh tongkang bermuatan batubara milik PT Titan yang melintasi alur Sungai Musi pada Rabu, 4 November 2020 lalu.
Arifin menyatakan Jembatan Ampera, icon sekaligus bangunan monumental kebanggaan warga Palembang lagi-lagi ketiban musibah. Meski tidak sampai mengakibatkan kerusakan berarti, namun insiden yang terjadi untuk kesekian kalinya tak ayal menuai keprihatinan elemen masyarakat Kota Empek-Empek. Salah satunya,
“Kurun beberapa tahun terakhir, angkutan batubara yang melewati alur Sungai Musi antara 10 hingga 15 tongkang batubara dengan kapasitas mulai 5.000 ton hingga 7.000 ton , disini kita lihat perjam mereka melewati Sungai Musi, di Sungai Musi kita ketahui ada beberapa jembatan yang harus dilalui oleh tongkang batubara tersebut mulai dari Jembatan Musi II, Jembatan Duplikat Musi II , Jembatan Musi VI, Jembatan Ampera, tiang LRT dan Jembatan Musi IV ada 6 jembatan yang harus mereka lalui,” ungkap Arifin, Selasa (24/11).
Dari informasi yang didapatkannya, di tiap Jembatan si pemilik barubara diharuskan membayar biaya retribusi angkutan senilai puluhan juta rupiah.
Informasi ini menurut Aripin dia dapatkan dari nara sumber yang dapat dipercaya, jika pemerintah tidak menyikapi tuntutan ini, maka pihaknya akan turun kejalan untuk menghentikan angkutan batubara di Sungai Musi.
Dan yang harus diawasi menurutnya adalah Jembatan Ampera, karena jembatan tersebut adalah jembatan bersejarah, apalagi selama ini Jembatan Ampera sering ditabrak tongkang batubara
Maka dari itu, pihaknya mendesak pemerintah untuk berani menghentikan angkutan batubara melintasi di Sungai Musi, karena Jembatan Ampera ini harus di selamatkan .
“Distop, silahkan mereka berpikir bagaimana mereka mengangkut batubara apa, melalui track baru Tanjung Api-Api pakai kereta, karena kita lihat pemerintah berani menstop angkutan batubara di jalan raya, sekarang kita minta pemerintah menghentikan angkutan batubara di Sungai Musi,” katanya.
Menurutnya kondisi Jembatan Ampera sangat rawan ketika di tabrak angkutan batubara dan roboh siapa yang mau bertanggungjawab.
“Disini ada pandu, angkutan batubara ini ditarik retribusi yang nilainya besar yang mereka lalui per jembatan pertongkang, ini jelas ada tarik menarik antara pelabuhan dan angkutan batubara,” katanya. (IS/sumeks)
Dibaca 158 x
Komentar post