Publik diramaikan dengan isu kudeta Partai Demokrat. Isu ini diungkapkan langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono yang menyebut ada upaya gerakan kudeta merebut partai dari dirinya.
Pakar psikologi politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Andik Matulessy menilai isu kudeta di tubuh PD sulit dipercaya. Sebab peran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di partai berlambang bintang merci itu masih sangat kuat.
“Saya kok tidak percaya ya, karena partai sekuat Demokrat bisa diintervensi. Apalagi peran SBY sebagai pendiri partai dan sekarang posisi yang bagus di Demokrat tentunya sulit ada kudeta dari orang luar,” terang Andik kepada detikcom, Senin (1/2/2021).
“Dibandingkan dengan parpol lain yang penguasanya banyak orang, maka Demokrat lebih kuat untuk dikuasai oleh SBY dan keluarganya,” imbuhnya lagi.
Menurut Andik, isu gerakan kudeta yang diungkapkan oleh AHY bisa jadi merupakan sebagai strategi common enemy untuk mempersatukan internal partai. Meski begitu, jika memang benar isu kudeta tersebut ada, maka ia menilai ada yang salah dengan manajemen organisasi.
“Kadangkala ‘menciptakan’ musuh bersama (common enemy) digunakan untuk mempersatukan suatu organisasi. Kalau sampai ada intervensi berarti manajemen organisasi internal parpol yang tidak kuat,” papar Andik.
“Dalam sejarah, semua partai pernah memiliki problem dalam internal organisasi, namun ikon pendiri partai akan bisa menjadi solusi untuk mempersatukan,” tambah Andik.
Lalu bagaimana dengan tudingan Kepala KSP Moeldoko yang dianggap sebagai orang yang ingin merebut kepemimpinan AHY? Andik menyebut bahwa orang yang ada di lingkar kekuasaan adalah yang paling berisiko dituduh.
“Ya yang paling mudah disalahkan sebagai biang intervensi itu adalah orang-orang yang berada di pemerintahan,” ujar Andik.
Andik kemudian menyarankan agar AHY sebaiknya fokus untuk membenahi internal partai. Karena hal itu lebih utama daripada menunjuk orang lain sebagai biang intervensi.
“Menurut saya sebaiknya AHY fokus memperbaiki internal organisasi partai dibandingkan menunjukkan orang lain yang melakukan intervensi pada parpolnya,” tandas Andik.
Diberitakan sebelumnya, Ketum PD AHY mengungkap upaya kudeta merebut partainya yang melibatkan pejabat di lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Agus Harimurti Yudhoyono, ajakan dan komunikasi itu dilakukan dengan paksa lewat telepon maupun pertemuan langsung. ‘Kudeta’ itu disebut akan menjadi jalan menjadi capres di Pemilu 2024.
“Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti ‘dengan paksa’ Ketum PD tersebut, dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung. Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi Ketum PD, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang.
Konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum PD yang sah adalah dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB),” papar AHY dalam konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakpus, Senin (1/2).
Sementara itu, Ketua Bappilu PD Andi Arief menyebut sosok orang dekat di lingkar Presiden Jokowi itu adalah Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Terpisah, KSP Moeldoko juga angkat bicara soal isu terlibat kudeta Partai Demokrat demi melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Moeldoko mengatakan menceritakan pertemuan mengenai persoalan Demokrat itu. Mereka datang bergelombang dan berbondong-bondong. Dia pun meminta isu ini tidak dikaitkan dengan Presiden Jokowi.
“Poinnya yang pertama jangan dikit-dikit istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit istana, jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini,” kata Moeldoko dalam jumpa pers daring, Senin (1/2).
“Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali nggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini gitu ya. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini bukan selaku KSP, Moeldoko ini,” sambungnya. (IS/detik)
Dibaca 72 x
Komentar post