Pandemi Covid-19 benar-benar memunculkan kebiasaan dan sikap hidup yang baru. New normal, demikian istilah yang ngetrend untuk menyebut gaya hidup baru tersebut.
Selain itu, kebijakan bekerja, sekolah, hingga beraktivitas dari rumah selama pandemi ini secara tidak langsung menggiring manusia kepada internet. Pandemi ini membuat ketergantungan kita pada internet sangat tinggi, bahkan bisa dikatakan menjadi candu.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa populasi dewasa Indonesia yang mengalami adiksi internet selama masa pandemi Covid-19 mencapai 14,4 persen. Durasi aktifitas online juga meningkat sebesar 52 persen dibandingkan sebelum pandemi.
Studi berbasis web tersebut dilakukan oleh sejumlah staf dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM dan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
Studi ini melibatkan 4.734 responden dari seluruh provinsi di Indonesia dan telah dipublikasi pada jurnal internasional Frontiers in Psychiatry pada 3 September 2020 dengan judul “The Impact of Physical Distancing and Associated Factors Towards Internet Addiction Among Adults in Indonesia During COVID-19 Pandemic: A Nationwide Web-Based Study”.
“Situasi ini patut diwaspadai karena penggunaan internet berlebih justru dapat memperberat rasa cemas, depresi, dan mendorong perilaku kompulsi yang akhirnya semakin memperparah adiksi internet,” demikian pernyataan peneliti melalui keterangan tertulisnya.
Penelitian ini juga menunjukkan fakta bahwa adiksi internet berhubungan dengan penurunan waktu dan kualitas tidur. Pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi Covid-19 dalam rumah tangga, risikonya lebih tinggi.
“Mereka yang mengalami adiksi internet biasanya juga mengalami kesulitan untuk memulai tidur. Buruknya kualitas tidur berpotensi menyebabkan gangguan psikologis dan penurunan sistem imun,” ungkap peneliti.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebar tiga kuesioner yaitu Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI), Symptoms Checklist 90 (SCL-90), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner disebarkan secara online melalui media sosial oleh tim peneliti selama 28 April hingga 1 Juni 2020. (IS/Kompas.com)
Dibaca 135 x
Komentar post