Gua Putri adalah destinasi wisata paling keren di Provinsi Sumatera Selatan. Siapa saja yang mengunjungi gua ini akan merasa takjub karena ukuran rongga gua yang sangat besar dan di dalamnya penuh dengan stalaktit dan stalagmit yang indah dan dekoratif.
Gua ini terletak di wilayah Baturaja, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Dari kota Palembang, wisatawan yang hendak mengunjungi Gua Putri harus menempuh jarak sepanjang 230 kilometer melalui jalur Prabumulih, Muara Enim dan Baturaja. Lokasi gua kurang lebih 700 meter masuk dari jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Baturaja dan Muara Enim.
Sebagai informasi tambahan, stalaktit adalah kalsium karbonat yang menggantung dan membeku di langit-langit gua yang umumnya dapat ditemukan di gua kapur. Sedangkan stalagmit adalah batuan yang berbentuk kerucut seperti kerucut es yang menghadap ke atas; biasanya kerucut ini dapat ditemukan di lantai gua.
Stalaktit dan stalagmit yang ada di Gua Putri saling bertemu dan membentuk pilar-pilar yang unik dan alami. Di dasar lantai gua ini terdapat kolam dengan lebar 20 meter dan panjang 160 meter dan berisi air yang berasal dari Sungai Semuhun, sebuah sungai yang bermuara di Sungai Ogan.
Saat wisatawan akan memasuki pintu gua, di bagian depan terdapat “gong”, sebuah batu besar yang menggantung yang konon berfungsi sebagai bel untuk memberitahu penghuni gua bahwa ada tamu yang berkunjung. Batu gong tersebut saat dipukul dengan telapak tangan atau kepalan tangan akan mengeluarkan bunyi dengung yang nyaring.
Setelah masuk ke dalam gua, wisatawan akan mendapati batu lebar, layaknya lantai untuk duduk-duduk bercengkerama atau untuk tidur, di beberapa bagian gua. Di sudut atas dari kolam air, terdapat gua dengan diameter 3×4, dilengkapi bak air kecil dengan air yang bening; konon ruangan ini adalah dapur.
Panjang rongga gua yang dapat dijelajahi para wisatawan mulai dari pintu masuk utama hingga pintu keluar, menurut penjaga gua, kurang lebih 250 meter.
Suasana di dalam gua gelap dan lembab, tetapi pengelola telah memasang beberapa lampu dengan warna yang berbeda-beda di sudut-sudut gua yang mengubah suasana gelap menjadi romantis tetapi tetap terkesan mistis dan ajaib.
Legenda Seputar Gua Putri
Tidak ada yang tahu persis kapan Gua Putri ini ditemukan, tteapi menurut cerita yang berkembang, gua ini sudah ada sejak jaman dulu kala. Masyarakat sekitar menamakannya Gua Putri yang dalam bahasa setempat disebut Susumen Dusun.
Susumen berarti gua dan dusun berarti desa. Karena gua ini ukurannya begitu besar, maka masyarakat desa setempat menyebutnya gua desa.
Legenda di balik Gua Putri yang dipercaya hingga kini, konon jaman dahulu tinggal seorang Putri Balian bersama keluarganya. Suatu hari, sang Putri mandi di muara Sungai Semuhun (sungai yang mengalir di dalam gua dan bermuara di sungai Ogan).
Ketika sang Putri sedang berangkat mandi, ada seorang pengembara sakti lewat, namanya Serunting Sakti atau yang lebih dikenal dengan nama Si Pahit Lidah. Melihat Sang Putri di sungai hendak mandi, Si Pahit Lidah mencoba menegur.
Namun saapan tersebut tidak dipedulikan oleh Sang Putri. Sampai beberapa kali Si Pahit Lidah menegur, tetap saja sang Putri tidak menghiraukan.
“Sombong benar si Putri ini, diam seperti batu saja…,” gumam Si Pahit Lidah.
Gumaman itu rupanya didengar sang Putri, maka serta merta Sang Putri berubah menjadi batu. Itulah batu yang terdapat di Sungai Ogan, yang dapat dilihat hingga kini.
Melihat sang Putri menjadi batu, Si Pahit Lidah lalu meneruskan perjalanannya. Tak disangka sampailah ia di depan lokasi yang sekarang menjadi gua.
“Katanya ini desa, tapi tidak terlihat ada orangnya, seperti gua batu saja,’ kata Si Pahit Lidah bergumam. Dan jadilah tempat itu sebagai gua batu, yang sekarang dikenal dengan Gua Putri.
Kegiatan di Lokasi Gua Putri
Sesampai di lokasi Gua Putri, pengunjung dapat memarkir kendaraannya di lapangan parkir yang telah disediakan dengan tarif Rp. 2000,-. Kemudian wisatawan harus membayar tiket kunjungan sebesar Rp. 5000,-/orang.
Di bagian depan Gua Putri terdapat area terbuka yang luas dengan beberapa fasilitas, diantaranya mushalla, toilet, dan kantin. Ada juga area perkemahan, panggung terbuka untuk event-event tertentu atau acara reuni sekolah maupun keluarga.
Untuk masuk ke dalam gua, wisatawan akan berjalan melalui jalur khusus menuju pintu gua. Sebelum masuk, persis di depan mulut gua, ada batu besar, batu gong, menggantung dan wisatawan bisa memukulnya untuk memberi tanda berkunjung.
Begitu memasuki gua, wisatawan langsung disambut jajaran bebatuan stalaktit dan stalagmit yang membentuk dekoasi interior menakjubkan di seputar rongga gua.
Sambil menikmati keajaiban pemandangan dan suasana di dalam gua, wiasatawan dapat mengambil gambar dengan kamera atau video, atau duduk-duduk di atas lantai batu besar. Batu-batu besar yang ada di dalam gua, konon katanya, adalah ruang pertemuan bagi raja-raja pada zaman dahulu kala.
Jangan lupa untuk mencuci muka di kolam Pangeran Dayang Merindu. Konon siapa saja yang mencuci muka di kolam ini akan menjadi awet muda dan memiliki muka cerah ceria.
Setelah selesai menyusuri Gua Putri, sebelum meninggalkan lokasi, wisatawan juga dapat mampir mengunjungi Museum Harimau yang terletak persis di depan Gua Putri, disamping pintu masuk menuju lapangan parkir.
Transportasi Menuju Gua Putri
Untuk wisatawan dari luar daerah Sumatera Selatan yang mengambil jalur udara, setibanya di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, wisatawan dapat menyewa mobil menuju ke Goa Putri.
Untuk yang melalui jalur darat, bis, wisawatan dapat naik bis dari kota Palembang menuju Baturaja; atau bila menggunakan kereta api, langsung turun di stasiun Baturaja. Dari Baturaja ke Gua Putri masih harus ditempuh dengan jarak kurang lebih 35 km. Tersedia beberapa jenis transportasi umum, rute Baturaja – Muara Enim.
Meskipun lumayan jauh, para wisatawan tetap enjoy karena sepanjang jalan menuju Gua Putri dapat menikmati pemandangan alam yang indah, bukit-bukit hijau, hamparan ladang dan sawah serta jalan mulus yang berkelok-kelok.
Akomodasi di Sekitar Gua Putri
Saat berkunjung ke Gua Putri, para wisatawan dapat menginap di kota Baturaja. Di kota ini terdapat banyak hotel murah dan juga tempat-tempat khusus untuk wisata kuliner.
Kota Baturaja merupakan ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Kota ini menyimpan banyak bangunan bersejarah karena sempat menjadi salah satu pusat pemerintahan Belanda di wilayah ‘Bumi Sriwijaya’.
Dimasa penjajahan Belanda, Kabupaten OKU dikenal sebagai Afdeeling Komering Oeloe, Ogan Oeloe en Enim en de Ranau Districten dengan ibu kotanya adalah Muaradua.
Namun, dengan pertimbangan sosial politik dan ekonomi, pada tanggal 29 Juli 1910, ibu kota Afdeeling Komering Oeloe, Ogan Oeloe en Enim en de Ranau Districten dipindahkan oleh Kolonial Belanda ke Baturaja, serta merubah namanya menjadi Afdeeling Ogan en Komering Oeloe. (IS/Dms)
Dibaca 382 x
Komentar post