Usai kebakaran yang melahap gedung utama Kejaksaan Agung akhir pekan kemarin, muncul banyak dugaan adanya kesengajaan pada kebakaran tersebut. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta.
Ia berpendapat, terbakarnya gedung utama Kejaksaan Agung akhir pekan lalu bisa jadi merupakan aksi sabotase. Banyak sekali indikasi yang mengarah kesana.
“Kalau saya melihat seperti ini, agak janggal kalau ini tampak seperti kecelakaan biasa,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/8).
Stanislaus menyatakan demikian karena si jago merah begitu cepat melahap nyaris seluruh bagian gedung utama. Lalu, perangkat mitigasi, seperti pendeteksi api (fire detector) dan pendeteksi asap (smoke detector) kebakaran tidak bekerja sebagaimana layaknya.
“Kemungkinan sabotase itu bisa saja. Apalagi terbakar dengan cepat, sangat besar, dan (perangkat) aspek-aspek pencegahan tidak berjalan,” sambungnya.
Asumsi berikutnya, gedung Korps Adhyaksa itu telah beberapa kali terbakar, seperti pada 1979 dan 2003. Yang terparah tahun 2000, saat memeriksa putra sulung Presiden kedua RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
“Saat itu satu jam setelah Tommy Soeharto meninggalkan gedung, di situ ada bom. (Adanya) bom itu jelas disengaja,” jelas Stanislaus.
Saat ini, banyak kasus-kasus besar dan disorot publik yang tengah diusut Kejagung. Perkara dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) serta dugaan suap terpidana kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra dan melibatkan jaksa Pinangki Sirna Malasari, misalnya.
Meski demikian, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Polri untuk menginvestigasi penyebab kebakaran tersebut.
“Apakah ini disengaja atau tidak, menunggu (hasil pengusutan) polisi,” tutupnya.
Stanislaus pun meminta Kejagung meningkatkan ritme pengusutan kasus megakorupsi.
“Kalau perlu dipercepat supaya negara tidak kalah dengan orang-orang bermasalah,” lanjut dia.
Kantor utama Kejagung terbakar, Sabtu (22/8), sekitar pukul 19.10 WIB. Api baru bisa diatasi setelah nyaris seharian penanganan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, juga mencurigai musibah terjadi karena sabotase. Motifnya, menghilangkan jejak perkara yang tengah diusut Kejagung. (IS/ant/dil/jpnn)
Dibaca 369 x
Komentar post